by: Kian Sing
|
kenari lokal |
Setiap
hari kita selalu mendengar istilah-istilah kenari: lokal, impor, AF,
F1, F2 dan lain sebagainya. Beberapa penghobi masih bingung dengan
istilah “F” di sini. Istilah “F” ini secara kasar dapat dikatakan
sebagai “keturunan”. Bila “F1” ya berarti “keturunan kesatu”, bila “F2”
ya berarti “keturunan kedua”, demikian pula selanjutnya. Tetapi lain
lubuk lain belalang, demikian pepatah berkata, di daerah lain “F2”
mewakili kenari hasil perkawinan F1 dengan F1. Di Yogyakarta pada
khususnya “F2” berarti kenari hasil perkawinan F1 dengan jenis indukan
F1 tersebut. Misalnya betina F1, hasil perkawinan Yorkshire jantan
dengan betina lokal, dengan Yorkshire. Pada kesimpulannya, sayapun juga
bingung mana yang benar, mana yang salah. Akhirnya saya tidak terfokus
pada istilah, tetapi saya berfokus pada mutu keturunan. Inipun saya
anggap masih menjadi misteri, keturunan atau kenari jenis apakah yang
cocok dengan lomba di tanah air. Tetapi beberapa jenis kenari hasil
persilangan Yorkshire dengan lokal telah membuktikan prestasinya. Apakah
kita akan berhenti di sini? Saya pribadi menjawab: Tidak Akan Pernah?
Beberapa bulan terakhir ini saya berpikir perlunya darah atau dapat
dikatakan jenis atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan istilah
strain.
Kalau kita mengawinkan F1 jantan dengan F1 betina maka
kita lihat anakannya ada yang besar dan ada yang kecil. Hal ini
dikarenakan F1 bukanlah Final Strain! Saya sudah menulis di buletin ini,
bagaimana orang Amerika menemukan jenis kenari baru yang mereka sebut
American Singer Canary, hasil persilangan antara Border dan Harzer.
Inilah maksud tulisan saya! Saya mengajak para peternak dan kenari mania
di sini untuk menciptakan jenis baru yang cocok di Indonesia. Tentunya
yang Final Strain, yang bila dikawinkan dengan sesama jenisnya akan
menghasilkan anakan yang bodinya seimbang antara satu dengan yang
lainnya. Sebagai contoh kenari Yorkshire, bila dikawinkan dengan sesama
Yorkshire maka akan dihasilkan Yorkshire yang ukuran bodinya telah dapat
ditentukan.
Di lomba Indonesia dewasa ini dituntut lagu yang
indah, volume yang keras, panjang napas yang mendukung, gaya yang
menawan dan kerajinan bernyanyi. Penilaian saya kenari tersebut tidaklah
berukuran BESAR, karena pengalaman mengatakan burung yang besar kurang
rajin bernyanti. Sedangkan burung yang kecil kurang menawan dilihat dan
para papburi mania menghakimi volumenya kalah dengan jenis yang lebih
besar. Sehingga harusnya kenari ideal Indonesia adalah antara kenari
jenis kecil dan jenis besar. Kita ketahui jenis kecil terbagi dari
colorbred canary (masyarakat menyebutnya kenari holland, yang membuat
saya bingung karena lahirnya di Indonesia alias pribumi tetapi
warganegara holland dan kenari jenis tersebut adanya tidak hanya di
Holland serta yang menemukannya juga bukan orang Holland!), Waterslager,
Harzer, Lizard, Gloster, Taiwan, Fusan (Cina). Jenis besar dapat
dikatakan terdiri dari: Yorkshire, Crested, Lancashire, Norwich, Border,
Scotch Fancy, Belgi Bossu. Selain itu terdapat jenis Frill atau bulu
balik dan variannya yang antara lain: Parisian Frill, Paduan Crested
Frill, Fiorino, North/South Dutch Frill. Serta jenis-jenis kenari yang
jarang atau belum dikenal masyarakat kita seperti Munchener, Japan Hoso
dan lain-lain. Dari gambaran jenis-jenis kenari di atas maka dapat
ditarik perkataan bahwa jenis kecil akan disilangkan dengan jenis besar,
kita sudah dapat membaca jenis apa yang akan disilangkan, mengambil
keunggulan ini untuk menutup kelemahan ini, dan lain-lain. Yang menjadi
kebingungan saat ini adalah jenis apa yang harus disilangkan? Tentunya
hal ini akan terjawab dengan eksperimen, teknik try and error harus
dilakukan karena bukankan berbuat salah adalah manusiawi.
Bila
kenari kecil hijau disilangkan dengan kenari besar kuning terkadang
tidak ditemukan anakan yang berwarna kuning, sehingga dapat dikatakan
bahwa kenari hijau tersebut mempunyai gen dominan dan kenari kuning
mempunyai gen resesif. Jika anakan F1 ini saling dikawinkan sesama
saudara sekandung (inbreeding) maka akan dihasilkan kenari warna kuning,
hijau dan bont. Menurut teori Mendel, pada keturunan kedua (F2) ini,
anakan kenari akan menyerupai sebagian induknya dan sebagian lagi
menunjukkan penampilan yang baru. Secara genetika hasil yang didapat
dari inbreeding ini adalah:
- 25% memiliki gen dominan dari kenari hijau
- 25% memiliki gen resesif dari kenari kuning dan menyerupai induknya
- 25% memiliki gen baru bont kuning
- 25% memiliki gen baru bont hijau
Jangka
waktu untuk menciptakan strain yang kuat akan didapat pada keturunan
kelima atau keenam, sudah tentu peternak diharuskan menyimpan beberapa
ekor yang terbaik dan wajib bersabar diri. Pernah saya tulis di edisi
sebelumnya teknik berternak American Singer Canary sampai mendapatkan
strain yang kuat. Salah satu cara lain untuk mendapatkan adalah sebagai
berikut:
1. Dua pasang kenari kecil dan besar akan menghasilkan keturunan kesatu (F1).
2.
Anakan dari 2 pasang tersebut dikawinkan (jantan dan betinanya
sebaiknya diambil dari indukan yang berbeda) dan menghasilkan keturunan
kedua (F2)..
3. Keturunan kedua (F2) dikawinkan dengan salah satu
induk keturunan kesatu (F1), penjodohan ini disebut inbreeding, atau
dapat juga dikawinkan dengan sesama keturunan F2, penjodohan ini disebut
line breeding. Dihasilkan keturunan ketiga (F3).
4. Keturunan ketiga (F3) dikawinkan dengan salah satu induk keturunan kedua (F2) dan akan menghasilkan keturunan keempat (F4).
5.
Keturunan keempat (F4) dikawinkan dengan sesama keturunan keempat atau
dikawin balik dengan F3 dan akan menghasilkan keturunan kelima (F5).
6.
Keturunan kelima (F5) dikawinkan dengan salah satu induk keturunan
keempat (F4) menghasilkan keturunan keenam (F6) yang merupakan fixed
strain yaitu strain (jenis) yang mempunyai sifat-sifat permanen dalam
hal warna, bentuk bodi, volume.
Dari tulisan di atas sudah pasti
peternak dituntuk untuk mempelajari teknik berternak jangka panjang guna
mendapatkan fixed strain kenari. Saya harapkan yang dijadikan bahan
dalam berternak tidak hanya salah satu jenis kenari saja (misal:
Yorkshire) tetapi juga mencoba jenis lain (misal: Border, Crested) dan
induk yang lain tidak hanya kenari lokal (Colorbred Canary) tetapi juga
mencoba dari jenis yang lain (misal: waterslager, gloster, lizard). Hal
ini disebabkan belum tentunya jenis yang dipakai adalah yang terbaik.
Satu pedoman dari peternak Belanda untuk saya adalah: Jantan menurunkan
Size (Ukuran) dan Betina menurunkan Shape (Bentuk Badan). Tetapi di sana
mereka berternak atas dasar bodi, berbeda dengan di sini yang selain
bodi juga menginginkan faktor lain seperti volume. Sehingga apabila kita
menyilangkan kenari kecil dengan kenari besar, diharapkan bodi atau
volume kecil dari kenari jenis kecil akan ditutup dengan keunggulan
kenari jenis besar. Demikian pula ketidak-rajinnya kenari besar akan
ditutup dengan keunggulan lebih-rajinnya kenari jenis kecil.
Saya
mohon kerjasama peternak yang berminat untuk mendapatkan strain yang
kuat ini agar dapat berkomunikasi dengan Papburi karena saya yakin para
anggota Papburi juga berminat mengikuti proses tersebut. Apabila telah
ditemukan kenari fixed strain tidak tertutup kemungkinan Anda berhak
memberi nama kenari tersebut karena berarti Anda telah menciptakan JENIS
KENARI YANG BARU!!!
sumber : http://kenarimania.multiply.com/journal/item/42/MENCETAK-KENARI-INDONESIA?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem